5523 Awal yang Berawan

 "Woiii, Gi. Bisa-bisanya lu malah asik sendiri di nikahan adek kesayangan dan satu-satunya itu", ucap Julia.

"Ah rese lo, gue bosen dan kebetulan lagi kangen Sapta. Jadi gini deh.", balas Gianna sambil menunjukkan layar smartphone-nya.

"Gianna Sralala My Bala-Bala?!!! Demi apa lu masih mikirin si bajingan kuntet yang udah nyakitin elo hampir satu dekade yang lalu?!" Julia kaget sekaligus memaki sahabatnya.


Gianna dan Sapta.

Bagi manusia lain yang ngga kenal dengan dua manusia tersebut, mungkin itu cuma sekedar dua nama seseorang. Satu orang perempuan dan satu orang lelaki. Lain hal jika kamu sebut dua nama itu di depan Julia. Seorang wanita karir yang sudah menjadi sahabat Gianna sejak kelas 1 SD. Iya, Julia sayang Gianna layaknya seorang adik. Gianna pun demikian. Meski mereka duduk di bangku sekolah yang sama, Julia lahir 2 tahun lebih dulu daripada Gianna. Entah, mungkin Ibunya Gianna yang terlalu bersemangat agar anaknya bisa bersekolah sedini mungkin atau ya karena memang udah jalannya Gianna buat ketemu dan bersahabat dengan Julia.


"Ampun...ampun, Jul. Lu tau sendiri kan sejak 3 bulan persiapan pernikahan adik kesayangan gue, Sapta sejenak gue lupakan." Gianna berkata pelan sambil memasang muka melas andalannya.

"Gianna, seterah lo deh. Pokoknya kalau abis ritual kepo lu itu...kalo sampe lo nangis lagi, jangan numpang nangis di kamar gue deh. Stok tissue di kamar gue lagi limit." Julia pasrah.

"Siap, Boss." Gianna kembali sumringah sambil melakukan gerakan hormat.

"Eh, anjirrr apanih. Kok mendung? Adek lo hajatan gapake jasa pawang ujan, Gi?"

"Wait, wait a minute. Bokap gue sih udah ngatur biar sepanjang acara supaya cuacanya cerah dan aman terkendali. Bajigur! ini mah bentar lagi juga ujan deres, Jul. Udahlah kita melipir ke Saung Kebab di pojok sana, yuk?"


Ga lama setelah ucapan Gianna, hujan deras muncrat dari langit. Awan kelabu, air yang mengalir deras dari atas dan riuh suara tamu acara yang pontang-panting mencari tempat berteduh. Sore itu jika digambarkan dengan satu kata, chaos. Ya, begitulah nuansa penghujung acara pernikahan adik kesayangan Gianna.


sekian (dulu ya, sampai jumpa di postingan berikutnya) *kedip*


Comments