Mama kamu.
Ada suatu waktu aku sangat membenci perempuan itu.
Kita berpisah karena dia bilang kita ga baik jika bersama, kan?
Aku tahu itu dari dulu.
10 tahun berlalu, aku masih sebal sama dia.
Ga ada rasa benci yang tersisa.
Faktanya, dia memang selalu benar
dan aku selalu berada di pihak yang salah.
Dia bilang
- Anak saya mah lelaki baik. Sejak kenal kamu, dia jadi nakal.
Iya, aku yang salah. Dulu selalu nurutin apapun permintaan kamu, meski aneh dan ga masuk akal, aku tetap lakukan.
Aku yang salah.
- Am itu ibarat kucing, kamu cuma ikan asin.
Iya, aku yang salah. Dulu yang pertama cium bibir duluan, aku yang 'nyosor'. Aku yang salah waktu itu ga nolak tangan anaknya yang menjelajah area vital di tubuhku.
Aku yang salah.
- Am itu anak yang cerdas dan kamu ga pantas.
Iya, aku yang salah. Waktu aku mohon-mohon sama kamu buat bisa perbaikin semua kesalahanku, kamu malah usir aku dari kampusmu dengan cara yang paling buruk. Balik dari sana, nasib sial datang. Aku kecelakaan tunggal dan kakiku nyaris pincang. Aku cuti kuliah dulu, supaya kamu bisa fokus selesaikan pendidikan.
Aku yang salah.
Mama kamu memang selalu benar.
Aku yang salah.
Persetan!
Atas apapun yang sudah terjadi, yang sudah dia katakan tentangku dan yang sudah dia perbuat untuk memisahkan kamu dariku...kenapa aku tetap tidak bisa membencinya?
Salam,
Perempuan Jahanam yang Paling Dibenci Mamah Kamu.
Comments
Post a Comment
Satu komentar kamu, menyumbang satu senyum di wajahku :).